KEGETIRAN DI BALIK NOVEL SAMAN | REVIEW NOVEL SAMAN KARYA AYU UTAMI

Kegetiran Di Balik Novel Saman | Review Novel Saman Karya Ayu Utami 


 Sebaiknya kita tak usah berkencan. "saya sudah punya istri." Saya tak punya pacar. Tetapi punya orang tua. "kamu tidak sendiri, saya juga berdosa." (Sihar kepada Laila, dan sebaliknya)

Identitas Buku

Judul : Saman
Penulis : Ayu Utami
Penerbit : KPG
Tahun : 2017 (cetakan ke-34)

Sinopsis


 Laila, si lugu yang bertemu lelaki beristri. Lelaki yang ia inginkan bersamanya. Sihar, namanya. Mereka bertemu di atas rig (tempat pengeboran minyak bumi). Hubungan mereka berlanjut setelah pertemuan itu. Laila menyimpan harap, begitu juga Sihar. Ada sesuatu yang bergejolak di antara keduanya, tapi ada sesuatu lain yang menahannya. 😅

 Athanasius Wisanggeni, panggillah Wis. Seorang pendeta yang kemudian mengubah namanya menjadi Saman. Sekaligus mengubah profesinya menjadi aktivis perburuhan dan lingkungan di Sumatera Selatan. Ia menjadi aktivis buron di masa militer Orde Baru. 

 Di lain waktu, Wis tidak sengaja datang ke dusun para petani karet di pelosok Lubukrantau, tepatnya daerah transmigrasi Sei Kumbang. Mereka amat miskin sebab harga karet yang murah dan tak cukup membeli beras. Belum lagi, pohon-pohon karet yang terserang kapang (sejenis hama). Sehingga butuh banyak bibit baru. Wis membantu mereka dengan membeli bibit baru dan membangun rumah asap.




 Masalah datang ketika perkebunan karet itu hendak dialih fungsikan menjadi perkebunan kelapa sawit. Setiap desa harus menandatangani kontrak dengan perusahaan sawit sebagai tanda setuju mengikuti peraturan perusahaan. Sedang penduduk dusun menolak karena ekonomi mereka sudah mulai membaik. 

 Sesaat kemudian, Wis ditangkap dan disiksa oleh orang-orang yang menghendaki dusun itu. Mereka menuduh Wis membangun basis kekuatan di kalangan petani dan kristenisasi penduduk. Hal ini lah yang menyebabkan Wis mengubah namanya dan pergi ke luar negeri dibantu kawan-kawannya. Di sana ia bekerja di Humans Right Watch yang memantau perkembangan politik di Indonesia. 

 Dunia ini penuh dengan orang jahat yang tidak dihukum. Mereka berkeliaran. Sebagian karena tidak tertangkap, sebagian lagi memang dilindungi. (hal. 34) 

 Kelebihan dan Kekurangan Buku 


 Historical background nya bagus banget. Isu ekonomi, sosial, moral, barangkali juga hukum agama, dan seks. Dimana kehidupan petani digambarkan dengan ekonomi yang seret. Sedangkan penguasa tak mau tahu keadaan mereka. Emotional antara Wis dan penduduk Sei Kumbang sangat menyentuh. Apalagi Wis dan Upi, gadis gila dan cacat yang diam-diam ia sayangi. Juga latar belakang keluarga Wis yang agak misterius, terutama ibunya.

Ayu Utami juga memberikan background dan ciri khas unik terhadap karakter perempuan yang lain. Malah menurut saya, tokoh Shakuntala lebih menarik daripada Laila yang bikin gemas. Novel ini ramai dengan tingkah persahabatan Laila, Shakuntala, Cok, dan Yasmin.

 Yang bikin agak ga nyaman ketika membaca adalah alurnya sangat acak. Cerita yang seperti ini ga cocok sama orang pelupa seperti saya. Wkwkk. Ketika sudah paham antara Laila dan Sihar. Waktu mereka terhenti dan sepenuhnya di ambil alih oleh Wis. Lalu tiba-tiba muncul nama tokoh lain lagi. 

 Selain tokoh, setting time nya juga campuran. Jadi seringkali saya menilik kembali lembaran lalu untuk merunutkan cerita. Sesering itu juga saya gagal :D . Tapi ajaibnya, saya tidak kehilangan inti ceritanya, lho. 

 Saya rasa karena tema (yang dianggap tabu masa Orde Baru), plot, setting time, character-nya yang serba campuran membuat karya Ayu Utami ini mendapat penghargaan dari dalam dan luar negeri.

Oh ya, Saman adalah novel pertama dari Dwilogi Saman dan Larung. Jadi, beberapa developing character nya ada di novel Larung. Gak afdhol kalau baca Saman doang guys.

 Rated : 9.0/10 👏👏👏👏

Thankyou for reading this short review.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HIDUP SENDIRIAN JADI TREN DI KOREA LHO ! | REVIEW BUKU HONJOK - SENI HIDUP SENDIRI

Resensi Buku Reclaim Your Heart Karya Yasmin Mogahed [pitreview]