Postingan

Menampilkan postingan dari 2021

Nasib Perempuan dalam Sistem Patriarkat di Pakistan | Review Novel The Holy Woman Karya Qaisra Shahraz

Gambar
Nasib Perempuan dalam Sistem Patriarkat di Pakistan "Aku yang menentukan apabila lelaki ini akan menjadi takdir putri kita atau bukan."   Identitas Buku   Judul: The Holy Woman  Penulis: Qaisra Shahraz  Penerjemah: Anton Kurnia & Atta Verin  Penerbit: Qanita  Jumlah halaman: 716 halaman  Sinopsis  Zarri Bano, perempuan desa yang terpelajar dan anak juragan tanah yang kaya. Ia menolak banyak pelamar karena tak seorang pun mampu menandingi dirinya. Ia digambarkan begitu sempurna, nyaris tanpa cela. Singkatnya, semua kelebihan ada pada dirinya.   Jafar, adiknya, mengalami kecelakaan dan meninggal. Inilah takdir yang menuntun hidupnya menjadi seorang perempuan suci atau shahzadi ibadat. Itulah sebutan untuk perempuan yang "menikah" dengan imannya, tidak dengan lelaki manapun. Meski kemudian kita tahu, sebenarnya, ia sudah melabuhkan hatinya pada Sikander, lelaki yang ingin ia nikahi.   Zarri Bano sempat menolak menjadi perempuan suci. Namun ayahnya berkata, penolaka

KEGETIRAN DI BALIK NOVEL SAMAN | REVIEW NOVEL SAMAN KARYA AYU UTAMI

Gambar
Kegetiran Di Balik Novel Saman | Review Novel Saman Karya Ayu Utami   Sebaiknya kita tak usah berkencan. "saya sudah punya istri." Saya tak punya pacar. Tetapi punya orang tua. "kamu tidak sendiri, saya juga berdosa." (Sihar kepada Laila, dan sebaliknya) Identitas Buku Judul : Saman Penulis : Ayu Utami Penerbit : KPG Tahun : 2017 (cetakan ke-34) Sinopsis  Laila, si lugu yang bertemu lelaki beristri. Lelaki yang ia inginkan bersamanya. Sihar, namanya. Mereka bertemu di atas rig (tempat pengeboran minyak bumi). Hubungan mereka berlanjut setelah pertemuan itu. Laila menyimpan harap, begitu juga Sihar. Ada sesuatu yang bergejolak di antara keduanya, tapi ada sesuatu lain yang menahannya. 😅  Athanasius Wisanggeni, panggillah Wis. Seorang pendeta yang kemudian mengubah namanya menjadi Saman. Sekaligus mengubah profesinya menjadi aktivis perburuhan dan lingkungan di Sumatera Selatan. Ia menjadi aktivis buron di masa militer Orde Baru.   Di lain waktu, Wis tidak sengaja da

HIDUP SENDIRIAN JADI TREN DI KOREA LHO ! | REVIEW BUKU HONJOK - SENI HIDUP SENDIRI

Gambar
Hidup Sendirian Jadi Tren Di Korea Lho | Review Honjok - Seni Hidup Sendiri   Istilah "honjok" (diucapkan hon-juk) muncul pada tahun 2017 silam. Istilah ini dipopulerkan oleh sekelompok besar kaum muda Korea sebagai tagar untuk menggambarkan diri mereka dan kegiatan mereka. Gerakan ini adalah sebagai bentuk pertentangan terhadap budaya yang lazim di Korea Selatan. Hon adalah kependekan dari honja, berarti kesendirian. Jok artinya suku. Sehingga, honjok berarti suku penyendiri. Identitas buku Judul : Honjok - Seni Hidup Sendiri  Penulis : Francie Healey dan Crystal Tai  Alih bahasa : Sofia Mansoor  Tahun terbit : 2020  Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama   Hidup sendiri? Emang ada ya yang pengen hidup sendirian? Jawabannya. Banyak. Banyak sekali orang di luar sana yang ingin hidup sendirian. Beberapa dari mereka memang sengaja melajang lebih lama. Tapi ga papa dong ? Barangkali mereka menikmati momen sendirian dan melewati hari dengan bahagia. 😋  Sebetulnya, trend hidup send

ADA APA DENGAN SAINS DAN AGAMA ? | Review Buku Sains Religius Agama Saintifik

Gambar
Ada Apa Dengan Sains dan Agama? | Review Buku Sains Religius Agama Saintifik Perbincangan tentang sains dan agama sepertinya tidak mengenal lelah. Banyak pakar dan pemikir yang membahas tema ini selama bertahun-tahun. Karya mereka tentu beragam genre, ada yang fiksi dan non fiksi. Juga dari latar belakang negara yang berbeda. Namun, kali ini, aku akan mengulas karya penulis Indonesia yaitu Haidar Bagir dan Ulil Abshar Abdalla.  Identitas buku : Judul : Sains Religius Agama Saintifik   Tahun : 2020   Penyunting : Ahmad Baiquni & Azam Bahtiar   Penerbit : Penerbit Mizan   Jumlah halaman : 184 lembar   Sebelum mengulas lebih dalam, Ihsan Ali Fauzi memberikan pengantar di muka, lalu diikuti oleh Goenawan Mohamad yang menulis sekapur sirih. Keduanya sebagai intermezzo agar pembaca mengetahui arah tulisan-tulisan Haidar Bagir dan Ulil Abshar.   Buku ini dilanjutkan dengan kumpulan tulisan yang dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama berisi 16 bab dan ditulis oleh Haidar Bagir. Sedangk