Nasib Perempuan dalam Sistem Patriarkat di Pakistan | Review Novel The Holy Woman Karya Qaisra Shahraz

Nasib Perempuan dalam Sistem Patriarkat di Pakistan


"Aku yang menentukan apabila lelaki ini akan menjadi takdir putri kita atau bukan." 

 Identitas Buku 

 Judul: The Holy Woman 
Penulis: Qaisra Shahraz 
Penerjemah: Anton Kurnia & Atta Verin 
Penerbit: Qanita 
Jumlah halaman: 716 halaman 

Sinopsis


 Zarri Bano, perempuan desa yang terpelajar dan anak juragan tanah yang kaya. Ia menolak banyak pelamar karena tak seorang pun mampu menandingi dirinya. Ia digambarkan begitu sempurna, nyaris tanpa cela. Singkatnya, semua kelebihan ada pada dirinya. 

 Jafar, adiknya, mengalami kecelakaan dan meninggal. Inilah takdir yang menuntun hidupnya menjadi seorang perempuan suci atau shahzadi ibadat. Itulah sebutan untuk perempuan yang "menikah" dengan imannya, tidak dengan lelaki manapun. Meski kemudian kita tahu, sebenarnya, ia sudah melabuhkan hatinya pada Sikander, lelaki yang ingin ia nikahi. 

 Zarri Bano sempat menolak menjadi perempuan suci. Namun ayahnya berkata, penolakannya itu menunjukkan bahwa Zarri justru membutuhkan seorang lelaki. Zarri merasa telah direndahkan sebagai perempuan. Disinilah titik balik Zarri untuk kemudian menerima adat keluarganya sebagai perempuan suci.




 Karena Sikander dan Zarri tidak bisa menikah, maka yang menjadi calon Sikander selanjutnya adalah Ruby, adik Zarri. Dan Sikander pun menikahinya. Bagaimana kemudian dengan Zarri ? Tentu saja hatinya terluka. Ia mengira Sikander telah mati dalam ingatannya, nyatanya tidak. Tidak ada yang bisa dilakukan Zarri selain merelakan Sikander untuk adiknya. 

Insight

Sepanjang cerita, banyak tokoh pendukung dengan karakter yang tidak kalah menarik. Shahzada, ibu Zarri yang selalu mengusahakan "kebebasan" anaknya. Kaniz, seorang janda dan tuan tanah di desa. Ia tak rela jika anak lelakinya menikah dengan Firdaus, karena Firdaus anak tukang cuci. Yang menjadi lega adalah ketika Sikander dan Zarri yang bersatu kembali. Juga Firdaus dan Khawar yang kemudian diizinkan menikah. 

 Berangkat dari budaya patriarkat di Pakistan, novel ini berhasil membuatku penasaran sekaligus ngeri. "Apakah Shahzadi Ibadaat benar-benar ada?" Untunglah, itu hanya perumpamaan. Tapi, tetap saja peran lelaki sangat mendominasi terhadap perempuan. Apalagi untuk menentukan calon menantu. Para lelaki perlu menakar status sosial, pekerjaan, keluarga, bahkan warisannya. 
Duh. Ngeri ah. 
Dalam hal ini, perempuan harus berkata "YA" pada keputusan ayah, saudara laki laki, dan kakek mereka. 

 Buat yang suka isu patriarki, cinta, kebebasan, novel ini bisa jadi bacaan menemani senja. Dialog dan narasinya amat detail (ini nih yang bikin imajinasi mode on sampe bayangin sinet India anteve) wqwq. Endingnya tidak terduga a.k.a plot twist detected. Di awal bertabur kesedihan, namun di akhir cerita berubah menjadi kebahagiaan.

Kekurangan novel ini bisa dilihat dari beberapa part yang agak monoton. Bahkan peran pendukung sekalipun, digambarkan dengan detail dan kuat, sebenarnya ini bagus. *dan masuk kelebihan ga sih wkwk

My Point of View : Sistem patriarkat mungkin saja masih dianut oleh beberapa keluarga di Indonesia. Tidak menutup kemungkinan juga ada banyak keluarga yang sudah open-minded. Apa ya, sistem ini membuat perempuan tidak punya pilihan. Ketika memilih sesuai kehendak sendiri, ia akan dikatakan tidak bakti kepada orang tua. Dan ketika ia menurut, belum tentu suka dengan keputusan orang tua. Kedua situasi itu memberi efek yang sama, yaitu tekanan mental, stress, dan menyalahkan diri. Yang bisa kita lakukan sebagai generasi milenial adalah kita harus open-minded, lebih banyak mendengar opini orang lain, dan belajar memahami keputusan orang lain. Toh, kelak kita akan jadi orang tua. Sekarang kita harus banyak membaca agar bisa mengerti situasi sulit yang dialami oleh banyak perempuan di luar sana. Dan memberikan dukungan kepada mereka dengan tidak judging permasalahan dan keputusan orang lain.

Terima kasih sudah mampir di blog saya. Salam literasi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEGETIRAN DI BALIK NOVEL SAMAN | REVIEW NOVEL SAMAN KARYA AYU UTAMI

HIDUP SENDIRIAN JADI TREN DI KOREA LHO ! | REVIEW BUKU HONJOK - SENI HIDUP SENDIRI

Resensi Buku Reclaim Your Heart Karya Yasmin Mogahed [pitreview]