Review Novel Typhoon karya Qaisra Shahraz

"Saya setara denganmu, Saya tidak sudi didominasi olehmu"
Salah satu ucapan seorang wanita terhadap suaminya. Ya, kata 'feminis' akan terngiang setelah anda membaca kutipan itu. Makna yang sangat dalam untuk menggambarkan perempuan yang tidak ingin berjalan dibelakang lelaki, namun wanita yang ingin berjalan sejajar dengan lelakinya. *semoga mengerti maksudnya hehe.

Itulah sedikit gambaran tentang novel yang akan saya bahas. Judul novel ini adalah Typhoon "Kisah Cinta dan Prasangka Pembawa Bencana" yang ditulis oleh Qaisra Shahraz. Beliau adalah novelis dan penulis naskah berkebangsaan Inggris-Pakistan. Novel yang saya baca adalah versi terjemahan Indonesia yang diterbitkan oleh Penerbit Qanita pada tahun 2017. Buku ini berisi 412 halaman yang dibagi menjadi empat bagian, setiap bagian memiliki beberapa sub-bab, sehingga total sub-bab nya ada 41 bagian.



Novel ini bertemakan cinta, keluarga, prasangka, atau bisa jadi tentang perempuan(?). Pembaca yang budiman boleh menambahkan dari perspektif anda :). Novel ini menceritakan tentang kesalahpahaman yang terjadi dalam keluarga. Kesalahpahaman ini berawal dari seorang suami yang bernama Haroon, meninggalkan istrinya pada malam hari untuk menemui seorang wanita yang telah menunggunya di ladang. Kemudian istrinya, Gulshan, terbangun karena menyadari bahwa suaminya tidak ada disampingnya. Sehingga dia cemas dan mencari suaminya, dan sampailah dimana dia melihat Haroon sedang bercumbu dengan wanita lain. Gulshan, seorang istri yang polos dan lugu, tidak punya pikiran lain selain bahwa suaminya sedang mengkhianatinya. Pulanglah Gulshan dengan hati hancur. Ibu Gulshan, Hajra, pun segera menyelidiki perselingkuhan Haroon setelah ia mendapati Gulshan menangis tanpa Haroon disampingnya.

Hajra pun juga menjadi saksi kejadian itu, yang telah dilihat oleh anaknya. Hajra pun kembali pulang dan menunggu hingga Haroon kembali kerumahnya. Pertengkaran pun tak terelakkan, Hajra mencaci Haroon, Gulshan menangis, dan Haroon hanya terdiam hingga dia berkata bahwa mereka (Hajra dan Gulshan) tidak mengerti kejadian yang baru saja terjadi. *kejadian itu diperparah dengan lingkungan desa yang antusias dengan segala macam rumor yang ada. Hajra yang sengaja bercerita kepada seorang pengantar susu, pun membuat kejadian memilukan itu segera menyebar keseluruh pelosok desa.

Keesokan harinya, Hajra menemui Baba Siraj Din, seorang tetua desa yang disegani oleh masyarakat desa nya. Dia mengadu kepada Siraj Din atas apa yang dilihatnya semalam. Baba Siraj Din pun murka atas apa yang telah terjadi kepada salah satu warganya. Beliau mengadakan kacheri (pertemuan resmi yang berkaitan dengan upaya penegakan hukum), sehingga seluruh warga berbondong-bondong ingin mengetahui bagaimana kacheri itu berjalan.

Sesuai dengan "prasangka pembawa bencana" digambarkan dengan keadaan akhir dari kacheri itu yang membuat Naghmana diceraikan oleh Haroon. Sedangkan Hajra dan Siraj Din menyesal karena telah mengintimidasi Naghmana. Juga telah membuat jarak antara Haroon dan Gulshan.

Novel ini membawa pembaca larut dalam perspektif budaya penulis. Penulis ingin menggambarkan keadaan budaya dan 'hukum' sosial di Pakistan. Tentunya hal ini menjadi keunikan tersendiri bagi para pembaca. Novel ini juga memiliki alur campuran sehingga melibatkan pembaca untuk memahami bagaimana cerita itu berjalan. Dalam novel ini terdapat banyak kosa kata Pakistan dan dilengkapi arti di bagian belakang buku, sehingga memudahkan kita memahami cerita dan tentunya menambah pengetahuan baru.

Itulah review Novel Typhoon by Qaisra Shahraz. Saya akan menulis lebih detail tentang perempuan-perempuan yang terluka dan juga moral yang bisa kita dapatkan dari novel tersebut. Sekian dari saya :) Keep energizing :))

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEGETIRAN DI BALIK NOVEL SAMAN | REVIEW NOVEL SAMAN KARYA AYU UTAMI

HIDUP SENDIRIAN JADI TREN DI KOREA LHO ! | REVIEW BUKU HONJOK - SENI HIDUP SENDIRI

Resensi Buku Reclaim Your Heart Karya Yasmin Mogahed [pitreview]